INFOSULTENG.ID, Palu – Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Anwar Hafid, mengambil langkah cepat dengan menginstruksikan Dinas Pendidikan Provinsi untuk segera mempercepat proses verifikasi data program beasiswa kuliah BERANI Cerdas.
Arahan itu ia sampaikan langsung saat meninjau ruang server di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi, Kamis pagi (26/6), tempat ribuan data pendaftar tengah diproses.
“Saya tidak mau kita dianggap memperlambat. Uang sudah siap, tinggal bagaimana kita bekerja cepat,” tegas Gubernur Anwar.
Hingga saat ini, program BERANI Cerdas telah mencatat lebih dari 80 ribu pendaftar dari seluruh penjuru Sulawesi Tengah. Program unggulan ini digagas untuk mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pemberian beasiswa kuliah guna menutupi biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) setiap semester.
Pemerintah menetapkan sejumlah kriteria untuk penerima manfaat, seperti warga ber-KTP Sulawesi Tengah, berasal dari keluarga prasejahtera (dibuktikan dengan surat keterangan tidak mampu dari desa/kelurahan).
Memiliki prestasi akademik dengan IPK minimal 3.0 untuk mahasiswa aktif program sarjana dan nilai rapor rata-rata minimal 85 bagi calon mahasiswa baru.
Untuk mahasiswa pascasarjana (S2/S3), IPK minimal yang disyaratkan adalah 3.5. Rentang usia pendaftar ditetapkan antara 18 hingga 25 tahun.
Namun, Gubernur menemukan bahwa proses verifikasi masih berjalan lambat karena harus melibatkan instansi lain, seperti Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) untuk pencocokan data KTP.
Dia pun langsung menginstruksikan agar alur verifikasi disederhanakan agar dana yang sudah dialokasikan melalui APBD Provinsi dapat segera ditransfer ke rekening mahasiswa penerima.
“Kalau datanya sudah valid, jangan tunggu-tunggu lagi. Segera transfer, mahasiswa butuh kejelasan,” ujarnya.
Sebanyak 30 ribu data pendaftar telah berstatus terverifikasi dan hanya tinggal menunggu pencairan beasiswa ke rekening masing-masing untuk membayar UKT.
Gubernur Anwar juga menyoroti perlunya sistem notifikasi aktif yang mengingatkan para pendaftar mengenai berkas-berkas yang belum lengkap, termasuk informasi tahapan verifikasi yang telah mereka lalui. Ia ingin memastikan setiap pendaftar merasa terlayani dan tidak terabaikan.
“Kita harus punya bukti bahwa 80 ribu pendaftar itu sudah dihubungi. Jangan sampai ada yang merasa ditinggalkan,” tegasnya Gubernur.
Untuk jangka panjang, Gubernur bahkan menggagas pembangunan data center mandiri agar proses pengelolaan data bisa dilakukan secara cepat, real-time, dan bisa dipantau langsung melalui dashboard khusus di ruang kerja gubernur.*