INFOSULTENG.ID, Palu – Sejumlah pengemudi transportasi daring yang tergabung dalam Asosiasi Driver Online Regional Sulawesi Tengah (Sulteng) menyampaikan sejumlah keluhan dan aspirasi kepada Wakil Gubernur Sulteng, Reny Lamadjido, dalam audiensi yang digelar di ruang kerja wagub, Rabu (21/5).

Dipimpin oleh Ketua Asosiasi, Ahmad Sibagatul Islam, para driver menyuarakan keresahan mereka terhadap kebijakan aplikator seperti Maxim, Grab, dan Gojek yang dinilai tidak berpihak pada kesejahteraan mitra pengemudi.

“Kami datang membawa aspirasi demi terciptanya keadilan serta keberlangsungan usaha kami sebagai pelaku ekonomi yang turut berkontribusi pada pembangunan daerah,” ujar Ahmad.

Beberapa poin penting yang disampaikan dalam audiensi tersebut antara lain:

  • Penolakan pemasangan stiker branding sebagai syarat prioritas order, karena dinilai mengganggu estetika dan berpotensi membahayakan keselamatan jika ditempel di kaca kendaraan.
  • Permintaan penurunan komisi aplikator, khususnya Maxim, agar diturunkan maksimal menjadi 10% guna menyesuaikan dengan biaya operasional yang semakin tinggi.
  • Pembatasan jumlah mitra pengemudi untuk menghindari oversupply driver yang memicu persaingan tidak sehat.
  • Penolakan skema tarif hemat, terutama oleh Grab dan Gojek, yang dianggap tidak mencerminkan biaya riil dan berpotensi memicu perang tarif antar aplikator.

Menanggapi keluhan tersebut, Reny menyatakan komitmen untuk menindaklanjuti dan mengawal aspirasi para driver online.

Reny mengungkapkan akan melaporkan hal ini kepada Gubernur Sulteng serta mendorong pertemuan lintas pihak dengan aplikator dan instansi terkait.

“Kita akan mencari solusi yang adil dan berpihak kepada semua pihak. Ke depan, kami akan memfasilitasi dialog bersama untuk merumuskan langkah-langkah terbaik,” tegasnya.

Wagub juga menekankan pentingnya dialog konstruktif antar pemangku kepentingan guna menciptakan ekosistem transportasi daring yang sehat, berkeadilan, dan berkelanjutan di Sulteng.*