Banggai Laut – Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Anwar Hafid, didampingi Bupati Banggai Laut, Sofyan Kaepa, serta Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng, Arif Latjuba, meninjau Pelabuhan Perikanan Mato di Kabupaten Banggai Laut, Rabu (27/8).
Dalam kunjungan itu, Anwar berdialog langsung dengan para nelayan untuk mendengar keluhan sekaligus menyerap aspirasi mereka.
Para nelayan menyampaikan beragam persoalan yang kini membelit sektor perikanan. Hasil tangkapan yang dulu mencapai 1.500 box ikan per bulan kini merosot tajam menjadi hanya 100–200 box.
Mereka juga menyoroti keterbatasan sarana, mulai dari dermaga tambahan, cold storage, pasokan BBM bersubsidi, hingga fasilitas dasar seperti masjid dan WC.
Tak hanya itu, lemahnya akses jaringan komunikasi dinilai memperparah kondisi. Para nelayan mengaku kesulitan bertransaksi dengan pembeli dari Luwuk maupun Palu karena tidak ada sinyal.
“Pembeli biasanya ingin melihat ikan melalui video call, tetapi di sini tidak ada jaringan. Kami juga berharap ada bantuan kapal, jaring, dan peningkatan fasilitas pelabuhan,” ujar salah seorang perwakilan nelayan.
Saat ini, tercatat 61 kapal purse seine dan sekitar 60 kapal jollor yang masih beroperasi di wilayah tersebut.
Menanggapi aspirasi itu, Gubernur Anwar Hafid menegaskan komitmen pemerintah untuk berpihak pada nelayan.
“Pemerintah akan memperhatikan aspirasi bapak-bapak sekalian. Prinsipnya, pembangunan kelautan dan perikanan harus benar-benar membawa kesejahteraan bagi nelayan,” tegas Anwar.
Ia juga mendorong penguatan koperasi nelayan agar harga ikan lebih stabil dan kompetitif, serta mengajak pelaku usaha menghadirkan pabrik pengolahan yang sehat dan berdaya saing di Banggai Laut.
Kunjungan ditutup dengan peninjauan fasilitas unit kerja koperasi nelayan di kawasan pelabuhan, yang sekaligus menjadi bahan evaluasi untuk tindak lanjut pembangunan ke depan.*