Poso – Bupati Poso, Verna Gladies Merry Inkiriwang, mengungkapkan secara tertulis di akun Instagram miliknya bahwa kondisi masyarakat di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), dalam keadaan baik-baik saja.

“Di Desa Tokilo, Tolambo, Tindoli, Pamona Selatan saat ini dalam keadaan aman walaupun tetap siaga, ada kekhawatiran karena getaran gempa susulan masih terasa,” tulis Verna di cerita Instagram, Jumat, 25 Juli 2025.

Verna juga menyampaikan, masyarakat di Kabupaten Poso untuk sementara waktu kembali ke rumah masing-masing guna mengikuti perayaan syukuran Padungku.

Padungku adalah tradisi suku Pamona di Poso, yang merupakan perayaan syukur atas hasil panen padi dan hasil kebun lainnya. Tradisi ini juga dikenal sebagai pesta panen dan memiliki makna ketersalingan antar umat manusia, serta menjadi ajang pertemuan lintas agama, generasi, dan suku

“Dihimbau setelah malam menjelang kembali ke tenda,” kata Verna.

Tenda-tenda pengungsian warga Desa Tokilo saat ini berada di halaman SDN Tokilo, yang telah difungsikan sebagai lokasi penampungan sementara.

Sebelumnya, Kabupaten Poso diguncang dengan bencana alam gempa bumi berkekuatan Magnitudo 5,7 dengan kedalaman 10 kilometer.

Gempa ini berdampak signifikan di dua kecamatan, yakni Pamona Tenggara dan Pamona Selatan, dengan kerusakan pada rumah warga serta ribuan jiwa yang harus mengungsi.

Menurut laporan resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulteng yang diterima pukul 10:23 WITA, wilayah yang paling terdampak adalah Kecamatan Pamona Tenggara, khususnya di Desa Tokilo, Tindoli, dan Tolambo. Di Desa Tokilo, tercatat 184 kepala keluarga terdampak, dengan 4 rumah mengalami kerusakan berat dan 21 rusak ringan.

Di Desa Tindoli, 70 rumah rusak ringan, 10 rusak berat, termasuk satu unit gereja dan satu sekolah taman kanak-kanak.

Sementara itu, di Desa Tolambo, pendataan masih terus berlangsung. Adapun di Kecamatan Pamona Selatan, satu rumah di Desa Pendolo dilaporkan mengalami kerusakan ringan.

Bencana ini memaksa ribuan warga mengungsi ke lokasi aman. Di Desa Tokilo terdapat 596 jiwa (184 KK) mengungsi, termasuk 22 balita, 7 bayi, 85 lansia, 3 ibu hamil, dan 4 penyandang disabilitas.

Di Desa Tindoli, jumlah pengungsi mencapai 887 jiwa (266 KK), dan di Desa Tolambo sebanyak 528 jiwa (159 KK), termasuk kelompok rentan seperti balita, lansia, ibu hamil, dan disabilitas.*