Palu – Memasuki hari ke-10 Operasi Zebra Tinombala 2025, Polda Sulawesi Tengah merilis perkembangan terbaru terkait pelanggaran lalu lintas dan angka kecelakaan.

Dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, sejumlah indikator menunjukkan peningkatan signifikan, terutama pada pelanggaran yang terekam kamera Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE).

Data tersebut disampaikan Direktur Lalu Lintas Polda Sulteng Kombes Pol Atot Irawan, selaku Kepala Operasi Daerah (Kaopsda), melalui Kasatgas Gakkum Kompol Candra Tangoi.

Hasil rekapitulasi menunjukkan bahwa penindakan menggunakan ETLE statis yang pada 2024 masih nol kasus, kini melonjak menjadi 790 pelanggar pada 2025, naik 100 persen.

Peningkatan serupa terjadi pada ETLE mobile. Dari nihil pada 2024, kini tercatat 283 pelanggar pada 2025.

Sebaliknya, penindakan E-Tilang justru anjlok tajam. Tercatat 1.114 penindakan pada 2024, namun hanya 3 penindakan pada 2025, turun 100 persen.

Untuk kategori teguran, terjadi kenaikan tipis dari 13.083 menjadi 13.439 teguran, atau naik 3 persen.

Tren kecelakaan lalu lintas tahun ini juga meningkat. Jumlah kejadian naik dari 18 kasus pada 2024 menjadi 27 kasus atau meningkat 50 persen.

Korban meninggal dunia bertambah dari 7 menjadi 11 jiwa (naik 57 persen), luka berat dari 10 menjadi 12 jiwa, dan luka ringan dari 15 menjadi 25 jiwa, meningkat hingga 67 persen.

Menariknya, di tengah naiknya jumlah korban, kerugian materi justru menurun. Dari Rp 100,1 juta pada 2024 menjadi Rp 72,1 juta pada 2025, atau turun 28 persen.

Kasatgas Gakkum Kompol Candra menegaskan bahwa melonjaknya pelanggaran yang terekam ETLE menunjukkan sistem semakin efektif mengungkap pelanggaran yang sebelumnya tidak terdeteksi. Ia kembali mengingatkan bahwa pelanggaran kecil sekalipun berpotensi menyebabkan kecelakaan fatal.

“Kami mengimbau seluruh masyarakat, khususnya para pengendara roda dua dan roda empat, agar selalu mematuhi aturan lalu lintas. Gunakan helm SNI, lengkapi surat-surat, patuhi batas kecepatan, dan hindari ponsel saat berkendara. Keselamatan adalah kebutuhan bersama,” tegasnya.

Dia juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif membangun budaya tertib di jalan.

“Mari bersama menjaga keamanan dan keselamatan berlalu lintas. Jadikan disiplin sebagai kebiasaan, bukan hanya saat operasi berlangsung. Semoga angka pelanggaran dan kecelakaan dapat terus ditekan ke depannya,” tutupnya. RIL