Donggala – Seorang warga bernama Taharudin (61), warga Desa Lumbumamara, Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala, dilaporkan hilang setelah terseret arus saat menyeberangi Sungai Mamara, Senin (7/7) sore. Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Palu pun langsung mengerahkan tim rescue untuk melakukan pencarian.

Kejadian tersebut pertama kali dilaporkan oleh Rahman, perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Donggala. Berdasarkan informasi, sekitar pukul 17.00 WITA, korban diketahui menyeberangi sungai untuk mengambil sapi miliknya di seberang saat hujan deras mengguyur kawasan itu.

Namun hingga pukul 23.00 WITA, korban tak kunjung kembali ke rumah. Warga sempat melakukan pencarian di jalur yang biasa dilalui korban, namun tidak membuahkan hasil.

Merespons laporan tersebut, Basarnas Palu menurunkan empat personel tim rescue yang diberangkatkan menggunakan kendaraan operasional ke lokasi kejadian dengan jarak tempuh sekitar 54 km dari Palu dan estimasi perjalanan darat 1,5 jam.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu, Muh. Rizal, membenarkan bahwa tim telah diterjunkan untuk membantu proses pencarian di lapangan bersama unsur SAR lainnya.

“Hari ini kami menerima laporan adanya kondisi yang membahayakan jiwa, yaitu seorang warga yang diduga terseret arus sungai. Tim rescue sudah kami kerahkan untuk bergabung bersama unsur SAR lainnya dalam upaya pencarian,” ujar Rizal.

Upaya pencarian melibatkan berbagai unsur, antara lain Tim Rescue Basarnas Palu, BPBD Donggala, Polsek Banawa Selatan, Babinsa Desa Lumbumamara, aparat desa, keluarga korban, serta masyarakat setempat. Peralatan SAR air serta perlengkapan pendukung telah dikerahkan untuk memaksimalkan pencarian.

Tim di lapangan menghadapi tantangan berupa arus sungai yang cukup deras serta kondisi geografis yang sulit. Cuaca di lokasi juga dilaporkan hujan ringan disertai angin dengan kecepatan sekitar 3 km/jam yang bertiup dari barat ke timur.

Hingga berita ini diturunkan, proses pencarian masih terus berlangsung. Basarnas mengimbau masyarakat sekitar untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya di area sungai, terutama saat musim hujan dan debit air meningkat.

Menurut laporan BPBD Sulawesi Tengah (Sulteng), hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala, menyebabkan banjir di lima desa sekaligus. Lima desa yang terdampak banjir yakni Desa Tosale, Desa Lumbumamara, Desa Salungkainung, Desa Bambarimi, dan Desa Lumbutarombo.

Banjir dipicu oleh meluapnya air sungai akibat hujan dengan intensitas tinggi. Air sempat menggenangi permukiman warga hingga menyebabkan kerusakan di sejumlah titik.

Desa Tosale menjadi salah satu wilayah dengan dampak terparah. Sebanyak 40 kepala keluarga (KK) atau 400 jiwa terdampak, dengan 90 rumah warga tergenang. Selain itu, tiga fasilitas umum ikut terdampak, yakni sebuah sekolah dasar (SD), satu madrasah tsanawiyah, dan satu jembatan penghubung antar dusun.

Di Desa Lumbumamara, tercatat 70 KK atau 180 jiwa terdampak, dengan 70 rumah terendam. Dari wilayah ini pula, satu warga bernama Taharudin (±60 tahun), warga Dusun I, dilaporkan hilang setelah diduga terseret arus sungai saat hujan lebat.

Sementara di Desa Lumbutarombo, 17 KK atau 58 jiwa terdampak, termasuk tiga balita, lima lansia, dan satu ibu hamil. Kerusakan juga terjadi pada 17 rumah warga. Data untuk Desa Bambarimi dan Desa Salungkainung masih dalam proses pendataan oleh aparat desa dan tim reaksi cepat BPBD.

“Alhamdulillah sekitar pukul 20.25 Wita, Senin, 7 Juli 2025, Bapak Gubernur langsung memerintahkan Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (PR) Provinsi Sulteng, Faidul Keteng untuk membantu Bupati Donggala menangani akses jalan menuju Desa Powelua yang terputus. Akibat tergerus banjir Sungai Powelua, Kecamatan Banawa Tengah,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulteng, Akris Fattah Yunus, Selasa pagi, 8 Juli 2025. RIL